JAKARTA - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Din Syamsudin dalam rapat Inter Religius Council
Indonesia (IRC-Indonesia) di PP Muhammadiyah mengatakan konflik
antarumat beragama sering dipicu oleh aktivitas misionaris yang
dipaksakan dalam kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Konsep aktivitas
itu, jelas dia, terutama dimiliki oleh Islam dan Kristen.
Kedua agama samawi (Islam-Kristen) itu memang memiliki konsep
penyebaran agama yang kuat. "Dalam Islam dikenal dengan istilah Dakwah
sedangkan dalam kristen atau Khatolik dikenal dengan Misi
'kristenisasi'," ujarnya kepada Republika, Jumat (13/1/2012).
Karena itu model misionaris atau dakwah dalam istilah Islam, seharusnya
dapat dilihat secara tepat dalam kondisi sosial masyarakat sekitar.
Menurut dia semua harus dikembalikan pada etika beragama. Para
pemimpin agama diseluruh Indonesia ialah pihak yang paling bertanggung
jawab untuk memegang etika tersebut.
Sementara perwakilan Khatolik, Romo Beni memberi pandangan berlainan.
Ia mengatakan konsep misionaris di kristen sudah lama tidak digunakan.
Karena saat ini masyarakat sudah lebih modern dan lebih kritis dalam
berbagai hal informasi.
"Justru bagaimana kita bisa menjaga arus informasi yang begitu kuat
di era teknologi informasi sekarang,"ujarnya. Pemimpin agama, ujarnya
perlu melakukan pemetaan yang tepat agama agar misi atau kegiatan dakwah
tak menyulut konflik antar umat beragama.
Yang paling dibutuhkan, jelas dia, kecerdasan pemimpin agama dalam
menyikapi perubahan perilaku di masyarakat. "Masyarakat sekarang lebih
cerdas dibanding dahulu, jadi konsep misionaris susah diterapkan saat
ini," tandasnya.
(rep/arrahmah.com
Jumat, 19 Oktober 2012
Pemicu konflik islan dan kristen
Posted on Jumat, Oktober 19, 2012 by Unknown
Categories: Kriminal |