1.1.
Pengertian Qadha Dan Qadar
1.1.1.
Pengertian Qadha
Qadha menurut bahasa
yaitu hukum, ketetapan, pemerintah, kehendak, pemberitahuan, dan
penciptaan. Sedangkan menurut istilah, qadha ialah ketetapan Allah
SWT sejak zaman Azali sesuai dengan iradah-Nya, tentang segala
sesuatu yang berkenaan dengan makhluk ciptaan-Nya
1.1.2.
Pengertian Qadar
Qadar menurut bahasa
yaitu kepastian, peraturan, dan ukuran. Sedangkan menurut istilah,
qadar adalah perwujudan atau kenyataan ketetapan Allah SWT terhadap
semua makhluk dalam kadar dan berbentuk tertentu sesuai dengan
iradah-Nya.
1.2.
Hubungan Antara Qadha Dan Qadar
Qadha dan qadar
selalu berhubungan erat. Qadha adalah ketentuan, hukum atau rencana
Allah SWT sejak zaman Azali. Sedangkan qadar
adalah kenyataan dari ketentuan atau hukum Allah
SWT. Jadi hubungan antara qadha dan
qadar ibarat rencana dan perbuatan.
Perbuatan Allah
SWT berupa qadar-Nya selalu sesuai dengan ketentuan. Di dalam
surat Al-Hijr ayat 21 Allah SWT berfirman
: ”Dan tidak sesuatupun melainkan disisi kami-lah
khazanahnya, dan kami
tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu”.
Orang kadang-kadang
menggunakan istilah qadha dan qadar dengan satu istilah, yaitu qadar
atau takdir. Jika ada orang terkena musibah, lalu orang tersebut
mengatakan, ”sudah takdir”, maksudnya qadha dan qadar.
1.3.
Kewajiban Beriman Kepada Qadha Dan Qadar
Kita harus yakin
dengan sepenuh hati bahwa segala sesuatu yang terjadi kepada
diri kita, baik yang baik maupun yang buruk
adalah kehendak Allah SWT.
Sebagai seorang
yang beriman, kita mesti ikhlas
menerima segala ketentuan Allah SWT atas
apa yang telah ditentukannya kepada diri kita.
Di
dalam sebuah hadits qudsi, Rosulullah
SAW bersabda yang artinya:
”Barangsiapa
yang tidak ridha dengan qadha-Ku dan qadar-Ku,
dan tidak sabar terhadap bencana-Ku yang aku timpakan atasnya, maka
hendaklah mencari Tuhan selain Aku.
(H.R.Tabrani)
Takdir
Allah SWT merupakan iradah
atau kehendak Allah SWT. Oleh sebab
itu takdir tidak selalu sesuai dengan keinginan kita. Tatkala takdir
atas diri kita sesuai dengan keinginan kita, hendaklah kita
beresyukur karena hal itu merupakan nikmat yang diberikan Allah
SWT kepada kita. Ketika takdir yang kita alami tidak
menyenangkan atau merupakan musibah, maka hendaklah kita terima
dengan sabar dan ikhlas. Kita harus yakin, bahwa di balik musibah itu
ada hikmah yang terkadang kita belum mengetahuinya. Allah
SWT maha mengetahui
atas apa yang diperbuatnya.
1.4.
Macam-macam Takdir
1.4.1.
Takdir Mua’llaq
Takdir
mua’llaq yaitu takdir yang erat kaitannya dengan ikhtiar
manusia. Sebagai contoh yaitu orang yang memiliki
cita-cita. Dan untuk mencapai cita-citanya tersebut dia terus menerus
berusaha agar cita-citanya tersebut tercapai, dan kemudian apa yang
dia cita-citakan tercapai. Dalam hal ini Allah SWT berfirman :
“……Sesungguhnya Allah SWT tidak
akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan
mereka sendiri……”
(Q.S.
Ar-Rad : 11)
1.4.2.
Takdir Mubram
Takdir
mubram takdir yang terjadi pada diri manusia dan tidak dapat
diusahakan atau tidak dapat di tawar-tawar lagi oleh manusia. Contoh.
Ada orang yang dilahirkan dengan mata sipit , atau dilahirkan dengan
kulit hitam sedangkan ibu dan bapaknya kulit putih dan sebagainya.