MARIMMPA SALO' TRADISI SARAT MAKNA
Kelima pria ini tidak lagi mudah. Kerut-kerut di wajahnya menyiratkan
usianya yang sudah tua. Mereka duduk berhadap-hadapan sambil memengan
alat musik. Tiga orang memakai seragam kuning, masing-masing memengan
gendrang. Dua lainnya memakai seragam merah, memegang kecapi dan gambus.
Sejurus kemudian, pukulan gengdrang sanro membahana di muara sungai
takkalala, desa sinjai, kecamatan sinjai timur. Petikan kecapi dan
gambus, juga mulai tampil menghibur. Usia boleh tua, namun kelima tetua
ini memainkan musik layaknya anak muda belasan tahun. Musiknya terus
memainkan irama yang mengundang para tamu, untuk memasuki lokasi
pelaksanaan acara pesta adat marimmpa salo atau menghalau ikan di
sungai.
Lapat-lapat, musik berhenti. Seorang Bissu bernama lelis kemudian
masuk di tengah arena di iringi dayang-dayang. Lelis lalu membunkuk dan
meminta izin kepada Bupati Sinjai, Andi Rudiyanto Asapa dan tamu lainya
untuk memulai acara marimmpa salo. Acara di awali dengan atraksi
maggiri' yang di lakukan lelis. Manggiri adalah atraksi menusuk-nusuk
anggota tubuh dengan badik atau keris. Atraksi berbahaya ini mengundang
decak kagum para pengunjung.
Usai maggiri' atraksi lain juga ikut di tampilkan diantaranya, pencak
silat kembang,adu pancco serta mallanca. Setelah sejumlah atraksi di
tampilkan, acara puncak marrimpa salo di mulai. Puluhan perahu yang
sedari pagi di siapkan warga di muara sungai, satu persatu diisi warga
dan pengunjung yang ingin melihat prosesi menghalau ikan.
Marimppa salo atau menghalau ikan di sungai dimulai dari hulu.
Jaraknya sekitar dua kilometer dari muara. Dua perahu yang berbeda
paling di depan mulai menebar jaring. Sementara sebuah perahu
dibelakanya yang di tumpangi penhulu acara, tampil memandu puluhan
perahu lainnya. Seorang tetua yang juga penhulu acara mengacunkan
tongkat sebagai tanda perahu harus bergerak menhalau ikan.
Suara kenalpot perahu pun meraung-raung, bercampur menjadi satu denga
bunyi gendrang yang di tabu dari perahu penhulu acara. Panas terik tidak
soal. Wargatetap semangat sambil sesekali berteriak Heaaaaaa......,,
dengan harapan ikan muncul dan tersangkut di jaring yang di tarik dua
perahu yang palin di depan
Bupati sinjai, Andi Rudiyanto Asapa, ketua DPRD,Sultani, wakil Bupati
serta seluruh muspida kabupaten sinjai yang turut serta menghalau ikan,
tampak menikmati suasana. Mereka bahkan berbaur dengan warga lainnya
dalam satu perahu.
Di butuhkan waktu sejam lebih menghalau ikan dari hulu. Saat puluhan
perahu dari hulu tiba di muara, beberapa perahu warga lainnya sudah siap
dengan jaring penangkap ikan di muara sungai. Di sini, kerjasama warga
dilihat. Perahu dari hulu yang sudah menunaikan tugasnya menhalau ikan
ke muara, menyerahkan tugas selanjutnya kepada perahu lainya di muara.
Perahu di muara inilah yang kemudian mengangkat jaring dan
mengumpulkan ikan yang tersangkut di jaring berukuran raksasa. Hasil
tankapan inipun kemudian di naikkan kedarat untuk kemudian di masak dan
di makan bersama oleh seluruh warga.
Tradisi Marimmpa' Salo di muara sungai takkalala, merupakan tradisi
warisan leluhur masyarakat di dua desa yang hanya di pisahkan oleh
sungai. Setiap musim panen tiba, warga di dua desa ini, masing-masing di
desa sanjai kecamatan sinjai timur serta desa Bua kecamatan
tellulimpoe, selalu mengelar marrimpa salo' sebagai ungkapan rasa
syukur atas tas panen yang melimpah. Kendati berbeda wilayah kecamatan,
namu warga dua desayang sebagian besar warganya berprofesi nelayan dan
petani ini selalu rukun dan mengedepankan kerja sama setiap
melaksanakan pesta adat.
Bahkan kesepakatan masa lalu terkait kesepakatan marimmpa salo, masih
terjaga hingga sekarang. Kesepakatan itu adalah, warga di dua desa ini
menaggun biaya pelaksanaan pesta adat secara bergiliran. Tahun ini, desa
sanjai yang punya tabggungan, tahun berikut adalah desa bua. Begitu
seterusnya.
Ketika nilai-nilai persatuan, kebersamaan dan rasa salin memiliki
mulai menepis di negeri ini, warga desa sanjai dan desa bua bisa menjadi
contoh masih kentalnya rasa persatuan dan kebersamaan itu.
Bupati Sinjai Resmikan Jembatan Sellue Ribole
Bupati Sinjai A.Rudiyanto Asapa meresmikan pengunaan danpemanfaatan
jembatan Sellue Ribole yang merupakan swadaya masyarakat Dusun Bole Desa
Saohiring dan Dusun Alekanrung Desa Kanrung Kecamatan Sinjai Tengah
pada hari kamis (10/11/2011).
Jembatan ini di bangun berdasarkan kesepakatan bersama untuk
memperlancar kegiatan perekonomian antara kedua desa tersebut.
Penanggung jawab sekaligus pemprakarsa pembangunan jembatan
Drs.H.Aminduddin dalam laporannya mengatakan bahwa meskipun telah
merantau 30 tahun lebih di Kabupaten Tator namu ia tetap pemperhatikan
pembanguna di kampung halamanya, untuk itu atas inisiatifnya bersama
warga setempat membangun jembatan penghubung antara dusun Bole dengan
Dusun Alekangrung.
Dimana dana awal dibutuhkan sebanyak 39 juta rupiah lebih. Selain itu
pihaknya juga memperoleh beberapa sumbangan baik itu berupa material
pembanguna maupun dalam bentuk uang tunai. Meskipun saat ini jembatan
yang mampu dilalui kendaraan roda dua, dia berharap kepada pemerintah
untuk memberikan bantuan sehingga jembatan ini dapat difungsikan lebih
baik lagi.
Bupati Sinjai A,Rudiyanto Asapa memberikan apresiasi yang tinggi adanya
warga yang hidup diperantauan masih peduli dengan pembangunan yang ada
dikampungnya sendiri, olehnya itu ia menyambut baik pembangunan jembatan
yang merupakan swadaya murni masyrakat.
Olehnya itu apa yang menjadi harapan pemerinta desa dan warga sekitar
terkait penyempurnaan jembatan tersebut, Pemerinta Kabupaten Sinjai akan
merespon baik keinginan tersebut. Selain itu pada tahun 2012, ia
menjanjikan jalanan yang ada di dusun bole ini seluruhnya akan dibeton.
Namun menurutnya, yang paling penting dalam pembangunan yang akan
dilakukan maupun yang telah dilakukan pemerintah kebupaten sinjai adalah
memeliharaterhadap instruktur yang telah di bangun. Olehnya itu ia
menharapkan kepada warga maupunpemerintah desa untuk selalu menjaga dan
merawat sarana instruktur yang di bangun sehingga pemakaiannya dapat
dimanfaatkan semaksimal mungkin dan dalam jangka panjang.
MAPPUGAU HANUA ,PESTA PENEN DI KARAMPUANG
Pengunjung dari berbagai daerah tumpah ruah di kawasan adat
Karampuang,desa Tompobulu kecamatan Bulupoddo,kabupaten
Sinjai,Kamis(27/10/2011).Jumblah penggunjungyang datang di perkiarakan
mencapai ribuan orang. Selain warga di sekitar kawasan adat,adapula
warga dari luar sinjai. Meraka datang untuk melihat prosesi acara
adat Mappugau Hanua atau pesta atau pesta Kampung.
Mappugau Hanua adalah pesta adat yang digelar sebagai ungkapan rasa syukur,atas hasil panen warga yang melimpah.
Laporan :Zainal Abidin Ridwan
Puncak acara MAPPUGAU HANUA adalah MENRE'RI BULU. Inilah punjak acara
yang paling banyak menarik nikmat warga menhadiri MAPPUGAU HANUA. Acara
MENRE'RI BULU(Naik Gunung) diawali dengan prosesi yang rumit. Malam
hari menjelang pelaksanaanya seluruh bahan dan alat serta perangkat dan
pelaksana sudah di nyatakan siap termasuk makanan yang di santap oleh
para tamu yang datang.
Menjelang pagi,seluruh ayam yang merupakan sumbangan warga di
potong,dibersihkan dan di bakar (Untuk membersihkan bulu halus) yang
semuanya dilaksanaka oleh kaum pria. Setalah bersih,di serahkan pada
kaum ibu untuk diolah menjadi menjadi bahan makanan. Setelah siap
saji,sebagian makanan di gunakan sebagai bahan Ritual (Sesajian) dan
sebahagian lagi disajikan lagi sebagai bahan konsumsi peserta upacara.
Sejumlah pejabat seperti Bupati Sinjai,Andi Rudiyanto Asapa,Ketua
DPRD,Sultani,bersama anggota DPRD dan kepala SKPD lingkup pemkap
Sinjai,turut diundang ke rumah adat guna menikmati hidangan yang di
sajikan masyarakat Karampuang.
Sambil menyiapkan makanan dan melayani para tamu yang datang,SANRO
(Dukun) beserta pembantu-pembantunya melaksanakan ritual MATTULI ,yakni
pemberian berkah dan memyambut kehadiran sang padi yang telah di panen
oleh kaum petani. Tiga BESSE(Ikat) padi yang -mewakili jenis padi yang
di tanam seperti padi berwarna putih,merah,dan hitam dilettakkan di
atas KAPPARA MAKKIAJE dihadapan SANRO dilenglapi dengan OTA yang
nantinya akan dipersaksikan kepada leluhurnya bahwa panen cucu-cucunya
kembali berhasi. Upacara MATTULI ini di iringin dengan GENDANG
SANRO,GAMARU,JONG-JONG,dan bunyi-bunyian lain.
Dibagian lain ,acara MAPPADUKE atau menumbuk lesung turut
memeriahkan acara. Acara MAPPADUKE ini juga adalah isyarat bahwa tidak
lama lagi ritual di punjak gunung segera di laksanakan. Setelah acara
ritual MATTULI ini selesai,maka SANRO dengan gadis-gadis pengiringnya
beserta perangkat-perangkat adat,meninggalkan rumah adat menuju lokasi
upacara adat lain yakni di puncak gunung. Suasana inilah yang
ditunggu-tunggu oleh seluruh pengunjung. Di kaki bukit,TOMATOA memukul
GONG atau DOLMEN Dsebanyak tujuh kali. Saat itulah masyarakat diharapkan
berkumpul dengan tenang dan tertib menuju bukit atau gunung,didahului
oleh SANRO,TOMATO,GELLA dan seluruh warga. Seluruh bahan upacara diarak
ke puncak dan langsung menuju EMBA atau dalam arkeologi disebut dengan
susunan batu temu gelang. Upacara berlangsun diiringi dengan gendang dan
aneka bunyi-bunyian lain untuk menanbah sakralnya acara ini.
Acara pada EMBA ini di pimpin oleh TOMATO. Masyarakat menjalani
ritual MALLOHONG yakni melektakkan kain putih di atas sebuah batu altar
lalu melepaskan ayam. Adapun simbol acara ini adalah untuk mengenang
kematian MALLAJANG sekaligus melepaskan nasar kepada leluhurnya yang
diucapkan pada pelaksanaan pesta tahun sebelumnya. Di atas batu susun
temu gelang ini juga digantungkan kain putih sebagai peringatan jalan
kematian kedua yaitu gantung. Setelah acara MALLOHONG
selesai,dilanjutkan dengan tradisi membakar beberapa hasil bumi sebagai
peringatan jenis kematian tahap ke tiga yakni DI TUNU yang di pimpin
oleh SANRO.
Bahan yang telah di bakar tadi biasanya di perebutkan oleh warga
dengan jalan mengigit langsung dari api dan di tempatkan di atas
MACA-MACA sejenis jalinan bambu yang di siapkan khusus. Bahan yang di
bakar ini diyakini oleh masyarakat dapat menjadi obat pada anak-anak
yang sering ATIKKENENG (Kesurupan). Sementara SANRO menjalankan ritual
di puncak gunung,pinati melaksanakn pula acara MAPPALEBBA DI BOLA yakni
menyiapkan sesajen di rumah adat dan akan di persembahkan di air. Bahan
persembahan yang disiapkan oleh pinati ini adalah bahan yang penyiapanya
tidak dipertontonkan kepada umum yang nantinya akan di persembahkan
kepada penjaga air yang disebut dengan CINNA GAUE.
Masyarakat karampuang sebagai masyarakat yang tetap memelihara tradisi
MAPPUGAU HANUA tentunya mengandung nilai yang diyakini baik oleh
masyrakat pendukungnya. Lestarinya tradisi ini tentunya ditopang oleh
keyakinan bersama oleh nilai-nilai yang dikandung. Sebagai suatu pesta
yang sangat meriah dan membutuhkan waktu lama,tentunya memerlukan
tenaga dan biaya yang sangat besar. Ternyata tidak pernah menjadi
halangan akibat biaya,seluruh warga siap membantu dan salin bahu-membahu
dengan kesadarn bersama untuk membiayai seluruh rangkain acara.
Demikian pula dengan tenaga,dalam ungkapan orang KARAMPUANG,kesediaan
membantu ini dikatakan "MACCA MAKKITOMATOA" artinya memahami beban
TOMATOA(orang tua) sebagai penanggung jawab pesta adat MAPPUGAU HANUA.
(KUTIPAN WARTA DARI SUARA BERSATU SINJAI )
Arti dari bahasa-bahasa bugis sinjai :
Mappugau Hanua (Pesta Rakyat)
Menre'ri bulu (Naik Bukit)
Karampuang (Nama Desa Adat)
Sanro (Dukun)
Mattuli (Pemberian Berkah)
Kappara Makkiaje (
Mappadekko (Menunbuk Lesung)
Tomatoa (Orang Tua atau Ketua Adat)
Gella (Suami Dari Tomatoa)
Emba (Susunan Batu Gelang)
Mallohong (Menutupi)
Mallajang (
Gattung (Gantung)
Di tunu (Di Bakar)
Maca-Maca (Sejenis Anyaman Bambu)
Atikkeneng (Kesurupan)
Cinna Gau'e (Nama sebuah penunggu di sungai adat)
Macca Makkitomatoa (Menghargai orang tua)
diposting oleh mymhink moemenk
Popular Posts
-
TRAGEDI POSO I Desember 1998 Kerusuhan yang bernuansa sara tersebut dipicu oeh perkelahian pemuda kristen (mabuk) dan Islam Dikabarkan bah...
-
1.1. Pengertian Qadha Dan Qadar 1.1.1. Pengertian Qadha Qadha menurut bahasa yaitu hukum, ketetapan, pemerintah, kehendak, pemberit...
-
BAB 1 APA ITU BID’AH? PENGERTIAN BID’AH Bid’ah menurut bahasa diambil dari kata bida’ mengadakan sesuatu tanpa ada contoh. Atau m...
-
GAMBARAN UMUM KAB.SINJAI Geografi dan Batas Admistrasi Kab.Sinjai terletak di pantai jazirah timur provinsi Sula...