Selasa, 16 Oktober 2012

Mengungkap Jantung si Silent Killer

DI BANYAK negara, termasuk Indonesia, penyakit jantung koroner adalah pembunuh nomor satu. Penyakit yang terjadi karena penyempitan pembuluh darah koroner ini dipicu oleh banyak faktor. Gaya hidup tak sehat adalah salah satu faktor yang memicu terjadinya penyakit ini.
Selasa kemarin, 31 Januari 2012, komedian dan juga presenter Ade Namnung dikabarkan meninggal dunia karena gagal jantung. Diusianya yang terbilang muda, 34 tahun, kepergian artis bertubuh tambun itu terbilang mendadak.
Tentu, kasus yang dialami artis bernama lengkap Syamsul Effendi itu, mengingatkan pada artis dan juga politikus Demokrat Adjie Massaid yang meninggal usai bermain futsal.
Tim dokter Rumah Sakit (RS) Fatmawati yang menangani Adjie sebelum wafat memastikan, suami dari Angelina Sondkah itu meninggal karena serangan jantung akut.
Derita yang dialami Ade dan Adjie, pernah menimpa selebritis Tanah Air lainnya seperti Benyamin Sueb, Ida Kusumah, Utha Likumahua, Kang Ibing, Dai Kondang Zainuddin MZ, Mama Lauren, juga Wartawan Senior Rosihan Anwar. Bahkan tidak sedikit pejabat dan juga anggota DPR yang meninggal karena serangan jantung.
Sungguh, kasus di atas menunjukkan bahwa serangan jantung tidak pandang bulu. Bukan hanya kalangan orang tua, tetapi fakta menunjukkan banyak orang muda diusia produktif mati karena serangan stroke dan jantung.
Apakah betul penyakit ini menjadi momok yang menakutkan? Meski belum ada data terbaru menunjukkan penyakit ini sekarang tren menyerang anak-anak muda.
Menurut dokter spesialis penyakit jantung RS. Harapan Kita, Dr. Isman Firdaus, kalau dulu mereka yang menderita jantung kisaran umurnya di atas 50an tahun.
“Kalau sekarang kisarannya berumur 30 tahunan ke atas,” kata Dr. Isman Firdaus saat ditemui okezone di ruang kerjanya.
Menurutnya, pergeseran dari tua ke muda terjadi karena perubahan pola hidup, seperti konsumsi makanan, stres, rokok dan minuman keras.
Secara medis, penyebab gagal jantung utamanya biasanya terhambatnya suplai darah ke otot-otot jantung, karena pembuluh-pembuluh darah yang biasanya mengalirkan darah ke otot-otot jantung tersebut tersumbat atau mengeras.
Ini bisa disebabkan oleh karena lemak dan kolesterol, ataupun oleh karena zat-zat kimia seperti penggunaan obat yang berlebihan yang mengandung Phenol Propano Alanin (ppa) dan nikotin. Nah, bila pasiennya terserang, kondisi ini biasanya terjadi mendadak, dan sering disebut gagal jantung.
Pola Makan
Di Indonesia, kata Dr. Isman, kasus demikian jumlahnya cukup mengkhawatirkan. Kebanyakan penderita penyakit jantung itu dari pola makannya yang tidak teratur.
Dia mencontohkan, di lingkungan mahasiswa, rentan sekali menkonsumsi gorengan, makanan ringan ini terjangkau sesuai kantong mahasiswa, selain juga nikmat dikonsumsi.
Tapi jangan salah, justru banyak yang tidak sadar bahwa makanan itu mengandung minyak yang terkadang tidak bersih lagi. Minyak itu bedampak kolesterol. Dan akhirnya akan berakhir jadi penyakit jantung koroner.
Selain itu kasus kematian mendadak akibat penyakit jantung pada usia muda sering terjadi. Khususnya anak muda perkotaan. Faktornya adalah sering mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food), merokok dan menkonsumsi alkohol.
Intinya untuk menghindari penyakit jantung itu adalah hindari stress, dan tingkatkan ESQ (Emotional, Spritual, Quantum).
“Zaman sekarang kan bukan seperti zaman dahulu, gaya hidup yang serba instant juga sering menjadi penyebabnya,” jelas Dr. Isman.

Wanita Perokok Rentan
Sebuah penelitian baru mengungkapkan bahwa perokok wanita terutama wanita muda lebih berisiko terkena penyakit jantung dibanding perokok pria pada umunya.
Penelitian ini memperlihatkan sistematis dan analisis dari data yang diterbitkan oleh kelompok penelitian yang memiliki empat database online.
Hal tersebut dilakukan untuk membuat variasi pada penelitian sebelumnya yang sulit menyatakan apakah perbedaan jenis kelamin mempengaruhi peningkatan risiko terkena penyakit jantung.
Seperti dikutip Medikal Xpress.com, penelitian tersebut menemukan 86 kelompok kasus yang terjadi sejak 1 Januari 1966 hingga 31 Desember 2010 dengan menggunakan perbedaan metodologi. Rentang usia yang dilibatkan dalam penelitian ini dari usia 5 sampai 40 tahun.

Data tersebut melibatkan hampir empat juta orang dalam proses penelitiannya dengan menggunakan metode acak pada perbedaan berat badan secara terbalik. Hal ini berguna untuk memberikan para peneliti perkiraan risiko relatif (RR) dan rasio risiko relatif (RRR) pada pria dan wanita.

Salah satu peneliti yaitu, Dr Rachel Huxley dari University of Minnesota dan rekannya Dr Mark Woodward dari John Hopkins University, menemukan bahwa dalam 75 kelompok penelitian, yang melibatkan 2,4 juta orang, berisiko untuk mengidap penyakit jantung koroner.

Ternyata perokok wanita 25 persen lebih berisiko daripada perokok pria. Ini meningkat rata-rata dua persen setiap tahunnya dibanding faktor risiko kardiovaskular lainnya.

Data dari analisis lain mengumpulkan 53 penelitian risiko relatif yang berhubungan dengan tingkat usia. Penelitian ini melibatkan 3,3 juta orang, yang juga menunjukkan risiko penyakit jantung koroner secara signifikan, penelitian ini kembali menunjukan bahwa wanita lebih berisiko daripada laki-laki. Ketika peneliti melihat risiko pada usia yang berbeda, wanita dengan rantang usia 60 sampai 69 tahun merupakan yang paling berisiko.

Studi tersebut dipublikasikan pada situs resmi The Lancet, belum diketahui mengapa terjadi perbedaan yang sangat signifikan terkait tingkat risiko penyakit jantung koroner yang jelas ini terjadi karena perbedaan fisik (seperti tingkat lemak tubuh, yang dikenal dapat menyimpan racun), atau perbedaan perilaku seperti menghirup atau intensitas merokok.

okezone.com

TOTAL PENAYANGAN

Recent Posts

Recent Posts

Chrome Pointer

SARAN DAN KRITIK