Minggu, 02 Desember 2012

Batu Pake’ di Gojeng, Jejak Budaya tak Lekang Zaman

KABUPATEN Sinjai, Sulawesi Selatan, memiliki berbagai macam peninggalan budaya. Salah satunya, Taman Purbakala Batu Pake’ Gojeng. Taman yang terletak di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara ini terbilang unik dan bernilai sejarah.
-----------------------------------------------

BAGI masyarakat Sinjai, Gojeng tentu tidak asing lagi. Karena nilai budaya yang dipendam-nya, hingga sekarang, taman ini tetap bertahan sebagai lokasi wisata andalan di Sinjai. Hal itu juga ditopang oleh minat warga untuk berkunjung ke Gojeng tidak pernah surut.

Batu Pake sendiri berasal dari bahasa Bugis yang artinya batu yang dipahat atau sarcophagus. Sementara Gojeng adalah nama lokasi taman ini yaitu Bukit Gojeng.

Puncak Bukit Gojeng berada di ketinggian 125 di atas permukaan laut. Dari sini, hamparan rumah-rumah penduduk, kantor pemerintah, sekolah dan pasar sentral di Kota Sinjai terlihat jelas. Sejauh mata memandang, tampak juga deretan Pulau Sembilan di tengah laut. Bukan hanya itu, berdiri di bukit ini, pohon bakau dan tumbuh-tumbuhan lainnya di wilayah Kecamatan Sinjai Timur tampak begitu subur dan sejuk di mata.

Bila melihat catatan sejarah, pada zaman pendudukan Jepang di Sinjai, Gojeng sempat dijadikan lokasi pengintaian. Itu tentu bukan tanpa alasan. Karena bukit ini dianggap sebagai titik paling strategis untuk memantau tentara Belanda dan pasukan musuh lain-nya yang merapat ke Sinjai melalui Teluk Bone.

Di puncak Bukit Gojeng tepatnya di bawah batu pake’ terdapat kuburan batu. Konon, kuburan ini pernah digali tahun 1982 silam. Saat itu, tim penggali menemukan benda cagar budaya yang diperkirakan berasal dari zaman Dinasti Ming seperti keramik, fosil kayu dan peti mayat.

Batu berpahat atau sarcophagus yang terdapat di Gojeng konon dibuat oleh Andi Baso Batu Pake. Saat meninggal dunia, ia dimakamkan di sini. Bahkan jasad istri dan tujuh pelayannya juga dikebumikan di bawah sarcophagus.

Di sekitar sarcophagus, beberapa batu berlesung masih terlihat apik. Dulu, batu ini berfungsi untuk menumbuk biji-bijian.

Jejak-jejak pendahulu masyarakat Sinjai di Gojeng tentu saja memperkaya keanekaragaman budaya di daerah bermotto bersatu ini. Tak ayal, sampai sekarang pun, sebagian masyakarat-nya biasa datang ke sini khusus untuk menggelar semacam ritual, seperti warga dari Manipi, Sinjai Barat bahkan masyarakat Kajang, Kabupaten Bulukumba.
 
 
 


TOTAL PENAYANGAN

Recent Posts

Recent Posts

Chrome Pointer

SARAN DAN KRITIK