KABUPATEN
Sinjai, Sulawesi Selatan, memiliki berbagai macam peninggalan budaya.
Salah satunya, Taman Purbakala Batu Pake’ Gojeng. Taman yang terletak di
Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara ini terbilang unik dan
bernilai sejarah.
-----------------------------------------------
BAGI
masyarakat Sinjai, Gojeng tentu tidak asing lagi. Karena nilai budaya
yang dipendam-nya, hingga sekarang, taman ini tetap bertahan sebagai
lokasi wisata andalan di Sinjai. Hal itu juga ditopang oleh minat warga
untuk berkunjung ke Gojeng tidak pernah surut.
Batu Pake sendiri berasal dari bahasa Bugis yang artinya batu yang dipahat atau sarcophagus. Sementara Gojeng adalah nama lokasi taman ini yaitu Bukit Gojeng.
Puncak
Bukit Gojeng berada di ketinggian 125 di atas permukaan laut. Dari
sini, hamparan rumah-rumah penduduk, kantor pemerintah, sekolah dan
pasar sentral di Kota Sinjai terlihat jelas. Sejauh mata memandang,
tampak juga deretan Pulau Sembilan di tengah laut. Bukan hanya itu,
berdiri di bukit ini, pohon bakau dan tumbuh-tumbuhan lainnya di wilayah Kecamatan Sinjai Timur tampak begitu subur dan sejuk di mata.
Bila
melihat catatan sejarah, pada zaman pendudukan Jepang di Sinjai, Gojeng
sempat dijadikan lokasi pengintaian. Itu tentu bukan tanpa alasan.
Karena bukit ini dianggap sebagai titik paling strategis untuk memantau
tentara Belanda dan pasukan musuh lain-nya yang merapat ke Sinjai
melalui Teluk Bone.
Di
puncak Bukit Gojeng tepatnya di bawah batu pake’ terdapat kuburan batu.
Konon, kuburan ini pernah digali tahun 1982 silam. Saat itu, tim
penggali menemukan benda cagar budaya yang diperkirakan berasal dari
zaman Dinasti Ming seperti keramik, fosil kayu dan peti mayat.
Batu
berpahat atau sarcophagus yang terdapat di Gojeng konon dibuat oleh
Andi Baso Batu Pake. Saat meninggal dunia, ia dimakamkan di sini. Bahkan
jasad istri dan tujuh pelayannya juga dikebumikan di bawah sarcophagus.
Di sekitar sarcophagus, beberapa batu berlesung masih terlihat apik. Dulu, batu ini berfungsi untuk menumbuk biji-bijian.
Jejak-jejak
pendahulu masyarakat Sinjai di Gojeng tentu saja memperkaya
keanekaragaman budaya di daerah bermotto bersatu ini. Tak ayal, sampai
sekarang pun, sebagian masyakarat-nya biasa datang ke sini khusus untuk
menggelar semacam ritual, seperti warga dari Manipi, Sinjai Barat bahkan
masyarakat Kajang, Kabupaten Bulukumba.