Fenomena aneh berupa temuan air hujan berwarna merah di rumah Tgk Muyus (50) dan Tgk Samdani (47) warga desa setempat. (FOTO/Serambinews) |
Warga masyarakat Dusun Pasi Tuan Ilang, Desa Desa Sawang I Kecamatan
Sawang, Kabupaten Aceh Selatan, Minggu (10/5/2012) dini hari, sekira
pukul 05.30 WIB, dikejutkan dengan turunnya air hujan berwarna merah di
rumah Tgk Muyus (50) dan Tgk Samdani (47) warga desa setempat.
Fenomena aneh itu diketahui
keduanya ketika melihat air hujan yang ditampung di dalam ember di
cucuran rumah mereka ternyata berwarna tak lazim. Dalam sekejap temuan
menghebohkan itupun menyebar ke masyarakat sekitar. Warga yang merasa
penasaran pun langsung berduyun-duyun menyerbu rumah tersebut untuk
menyaksikan langsung fenomena hujan merah dimaksud.
Pengakuan
warga sekitar, kejadian aneh itu baru pertama kali terjadi di daerah
tersebut kendatipun akhir-akhir ini hujan lebat disertai angin kencang
terus mengguyur kawasan dimaksud.
“Baru kali ini kami melihat air
hujan berwarna merah, sebelumnya kejadian seperti ini tidak pernah
terjadi,” tutur salah seorang warga yang turut menyaksikan kejadian itu
saat ditanyai wartawan.
Kapolsek Sawang, AKP Samsul
Anwar yang dihubungi terpisah membenarkan dua rumah di Dusun Pasi Tuan
Ilang, Desa Desa Sawang I Kecamatan Sawang, diguyur hujan berwarna
merah.
“Benar air hujan di dua rumah itu berwarna merah, tapi bukan hujan darah,” jelasanya singkat.
Untuk
diketahui, hujan berwarna merah ini juga pernah tercurah di India pada
tahun 2001 lalu. Pada mulanya ilmuwan mengira hujan berwarna merah itu
disebabkan oleh pasir gurun, namun para Ilmuwan menemukan sesuatu yang
sangat mengejutkan, unsur merah di dalam air tersebut ternyata adalah
sel hidup, namun di ketahui sel itu bukan berasal dari bumi.
Contoh air hujan tersebut pernah dibawa untuk diteliti oleh pemerintah India dan ilmuwan. Salah satu ilmuwan independen yang menelitinya adalah Godfrey Louis dan Santosh Kumara dari Universitas Mahatma Gandhi.
Contoh air hujan tersebut pernah dibawa untuk diteliti oleh pemerintah India dan ilmuwan. Salah satu ilmuwan independen yang menelitinya adalah Godfrey Louis dan Santosh Kumara dari Universitas Mahatma Gandhi.
Mereka mengumpulkan lebih dari
120 laporan dari penduduk setempat dan mengumpulkan sampel air hujan
merah dari wilayah sepanjang 100 km. Awalny mereka mengira bahwa
partikel merah di dalam air adalah partikel pasir yang terbawa dari
gurun Arab.
Karena hal ini pernah terjadi pada Juli 1968 dimana
pasir dari gurun sahara terbawa angin hingga menyebabkan hujan merah di
Inggris.
Namun mereka menemukan bahwa unsur merah di dalam air tersebut bukanlah butiran pasir, melainkan sel-sel yang hidup.
Hujan 'Darah' di Kerala, India | img:google.com |
Namun mereka menemukan bahwa unsur merah di dalam air tersebut bukanlah butiran pasir, melainkan sel-sel yang hidup.
Komposisi sel tersebut terdiri
dari 50% Karbon, 45% Oksigen dan 5% unsur lain seperti besi dan sodium,
konsisten dengan komponen sel biologi lainnya, dan sel itu juga membelah
diri. Sel itu memiliki diameter antara 3-10 mikrometer dengan dinding
sel yang tebal dan memiliki variasi nanostruktur didalam membrannya.
Namun tidak ada nukleus yang dapat diidentifikasi.
(*/serambinews.com)